Khairunnas anfa’uhum linnas, sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaat bagi orang lain

Berusaha bermanfaat bagi orang disekitar, kejayaan Islam, kebangkitan Indonesia dan diri sendiri...

Berusaha bermanfaat bagi orang disekitar, kejayaan Islam, kebangkitan Indonesia dan diri sendiri..

Selasa, 19 Juni 2012

Ummi Yoyoh, Mutiara yang Telah Tiada


TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER
BIOGRAFI TOKOH

Dibuat sebagai Salah Satu Syarat Mata Kuliah Psikologi Perkembangan




Astri Septiani
3115111163




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JUNI 2012



PROFIL TOKOH

Nama Lengkap: Yoyoh Yusroh, S.Pdi
inimonia.multiply.com
Tempat, Tanggal Lahir: Tangerang, 14 September 1962
Meninggal: Cirebon, 21 Mei 2012
Alamat : Perumahan Utama Jl. Utama IV No. 5 Pondok Bambu   Jakarta Timur
Agama: Islam
Status Pernikahan: Menikah
Suami: Budi Darmawan
Anak-anak:
1. Ahmad Umar Al Faruq | Fakultas Ekonomi UGM (menikah)
2. Aizza Jundana | Jurusan Hubungan Internasional di International University of Sarayevo
3. Asma Karimah | Fakultas Pertanian UGM (menikah)
4. Huda Robbani | Fakultas Hukum Universitas Indonesia
5. Sholahuddin Al Ayubi | Homeschooling
6. Ja'far Atthoyar | SMAIT Nurul Fikri
7. Salma Salimah | SMAIT JISC
8. Al Hafidz Muhammad Ayyasy | SMPIT Jakarta Islamic Boy Boarding School (JIBBS)
9. Walid Ghozin | SMPIT Darul Quran Serpong
10 Adil Gholib | SDIT Raflesia
11 Abdullah Aminuddin | SD Jakarta Islamic Boarding School
12 Helma Hamimah | SD Jakarta Islamic School
13 Rahma Rahimah | SD Jakarta Islamic School
Riwayat Pendidikan:
1. STAI Al Qudwah
2. IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 1982
3. PGAN Atas Pondok Pinang Jakarta, tahun 1979
4. PGAN Pertama Tangerang, tahun 1979
5. SDN Jurumudi II, tahun 1972
Riwayat Pekerjaan:
1. Guru agama SMU Bahagia tahun 1983-1984
2. Wakil Direktur Taman Qur an Robbi Rodhiyya tahun 1989-1991
3. Dosen Lembaga Studi Islam Al Hikmah tahun 1991-1997
4. Dosen Institut Pemberdayaan Perempuan (IPP) tahun 2001
5. Dosen Pendidikan Guru TK Islam Nurul Fikri tahun 2003
6. Pembimbing Utama Biro Perjalanan Haji PT Madani tahun 2002-2011
7. Anggota DPR/MPR RI tahun 1999-2004, Komisi VII
8. Anggota DPR/MPR RI tahun 2004-2009, Komisi VIII
9. Anggota Dewan Pakar ICMI Tahun 2005-2010, bidang Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Lansia
Tanda Jasa:
1. International Muslim Women Union (IMWU) tahun 2000
2. International Muslim Women Union (IMWU) tahun 2003
3. Mubaligh National dari Departemen Agama Pusat tahun 2001
Pengalaman Organisasi:
1. Pendiri Adara International Foundation
2. Anggota Majelis Pertimbangan Pusat Partai Keadilan (2000 - 2011)
3. Ketua Umum I International Muslim Women Union (IMWU) (2000 - 2011)
4. Pimpinan Pusat Badan Kontak Majlis Ta'lim (2000 - 2011)
5. Pendiri Persaudaraan Muslimah (Salimah) (2000)
6. Ketua Departemen Kewanitaan Partai Keadilan (1998 - 2000)
7. Ketua Yayasan Ibu Harapan (1994 - 2011)
8. Korps Muballigh Jakarta (1982 - 1984)
9. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (1979 - 1980)
10 Pelajar Islam Indonesia (1980 - 1984)
Pengalaman Seminar:
* Narasumber dalam berbagai seminar masalah Wanita, Pendidikan Anak dan Keluarga di Indonesia (1990 - Sekarang)
* Peserta Pertemuan Tahunan UNION Interparlementaire di New York Amerika Serikat (Maret 2009)
* Peserta Seminar AIPA di Singapura (2008)
* Peserta Seminar Cairo Conference di Mesir (Maret 2008)
* Seminar IMSA, Amerika (Desember 2007)
* Panitia Kongres IMWUdi Jakarta (Desember 2007)
* Kongres Majelis A’la Urusan Agama, Cairo (26-28 Maret 2007)
* Narasumber Seminar tentang Peran Politik Perempuan di KBRI Den Haag Belanda (2005)
* General Assembly untuk Kependudukan dan Pembangunan (IFPPD) se-Asia Pasifik di Jakarta (2005)
* Peserta Seminar "A Women's Perspective: Population, Development and Reproductive Health in the Asia-Pacific Region" di Australia (2004)
* Narasumber Seminar Pendidikan Anak dan Keluarga di Qatar (2004)
* Peserta Seminar Muslimah yang diselenggarakan oleh Lembaga Annajat Beirut (Agustus 2003)
* Panitia Kongres III IMWU di Jakarta (April 2003)
* Narasumber pada acara Forum Muslimah se-Singapura (2000)
* Narasumber pada seminar Keluarga yang diselenggarakan oleh Masjid Kampung Siglap Singapura (2000)
* Peserta Kongres II International Muslim Women Union (IMWU) di Beirut Libanon (Januari 2000)
* Narasumber pada seminar Pendidikan Anak yang diselenggarakan oleh Majelis Agama Islam Singapura (1997 - 1998)
* Narasumber pada diskusi tentang Wanita dan Politik di Kediaman Wan Azzizah di Malaysia (1998)
* Narasumber pada acara ceramah Pendidikan Anak dan Keluarga di Jerman, Belanda, Swiss, dan Mesir (1995)

1.        Pilih dan tulis secara ringkas tokoh yang Anda kagumi!

Saya akan membahas biografi tokoh pada periode perkembangan dewasa awal, yaitu antara usia 20-40 tahun.

Tokoh yang saya pilih adalah Ibu Hj. Yoyoh Yusroh, S.Pdi. Beliau lahir di Batuceper, Tangerang, 14 November 1962. Yoyoh Yusroh adalah anak ke-4 dari 10 bersaudara dari orang tua alm H. Abdussomad dan Hj. Aminah. Ketiga kakaknya yang lahir sebelum Ummi (panggilan akrab Yoyoh Yusroh) ditakdirkan Allah tidak berumur panjang.

Sepanjang perjalanan berangkat ke kantornya, Ummi terbiasa membaca Al-Qur’an sebanyak satu juz. Begitu pulangnya. Minimal Ummi punya target 3 juz harus beliau baca seharinya.

Seorang kawan di DPR pun memberi kesaksian tentang kebiasaan Ummi membaca Al-Qur’an. Roy Suryo menyaksikan sendiri betapa Ummi sering membawa iPad yang digunakan untuk membaca Al-Qur’an. Dalam kondisi sibuk, target beliau adalah khatam tiga juz sehari. Jika dalam kondisi yang tidak sibuk, maka beliau bisa khatam lima juz per hari.

Pada tahun 1996 Ummi dan Abi diizinkan Allah berjumpa dengan Ustadzah Zainab al-Ghazali, salah satu pejuang yang terkenal di Timur Tengah. Salah satu tips dari beliau yang Ummi bawa pulang ke Indonesia adalah untuk menjaga kesehatan, minumlah habbatussauda atau yang lebih sering dikenal jinten hitam. Tak heran jika Ummi dikenal sebagai figur yang tidak gampang lelah.

Secara khusus Ummi memang tidak punya olahraga favorit, teteapi ada ssatu kebiasaan beliau, yaitu berjalan kaki. Ummi amat suka berjalan kaki, bahkan sekedar mengitari kediamannya di kompleks DPR. Olahraga yang Ummi lakukan di aktivitasnya yang padat sebagai anggota dewan adalah menaiki tangga di gedung DPR. Ummi menghindari pemakaian lift agar bisa berolahraga.

Ummi mempunyai buku khusus untuk mencatat hutang-hutangnya. Buku ini biasa beliau letakkan di samping tempat tidur. Ummi akan mencatat per tanggal terakhir transaksi hutang-piutang dilakukan. Anehnya, buku tersebut tidak ditemukan setelah Ummi meninggal. Keluarga berkesimpulan bahwa Ummi telah membuangan dua minggu sebelum meninggal karena sudah tidak mempunyai hutang.

Agen rahmatan lil alamin yang Ummi niatkan selalu teraplikasi dalam setiap gerak langkahnya. Ummi bukanlah seorang ibu yang merasa direpotkan denga keberadaan 13 anaknya. Itu terbukti dengan pekerjaan yang senantiasa rapi serta meminimalkan kekecewaan orang atas kerjanya dalam setiap tugas yang diemban.

Awal Ummi menjadi anggota DPR RI adalah saat Ummi diminta rekannya dalam periode PAW (Pergantian Antar Waktu). Pada periode 2004-2009 Ummi terpilih menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan Depok Bekasi dengan Partai Keadilan yang mengusungnya. Pada periode 2009-2012, Ummi kembali diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera dan terpilih dari daerah pemilihan Tangerang Provinsi Banten.

Ummi tiga kali berada di DPR RI dalam komisi yang berbeda, diantaranya, Ummi pernah berada di Komisi I dengan ruang lingkup kerja dalam bidang pertahanan, intelijen, luar negeri, serta komunikasi dan informatika. Periode selanjutnya, Ummi berada di Komisi VII, dengan ruang lingkup kerja di bidang energi SDM, riset dan teknologi, serta lingkungan hidup. Di akhir periodenya, Ummi fokus dengan ruang lingkup kerja di bidang agama, sosial, dan pemberdayaan perempuan yang berada di Komisi VIII.

Ummi adalah seorang pejuang. Sewaktu masih muda, tahun 80-an, Ummi memperjuangkan pencabutan larangan berjilbab untuk anak sekolah. Selanjutnya Ummi berjuang untuk menyeimbangkan antara kesibukkannya di DPR, mengurus keluarga, mengajar ngaji serta berdakwah. Bahkan, sampai akhir hayatnya Ummi tetap berjuang untuk Palestina, meskipun hanya sekedar menggalang dana dan membelikan alat-alat kesehatan untuk dia bawa ke Palestina.

Siapapun  manusia di dunia ini, baik ulama, cendekiawan, dokter, psikolog, paranormal atau apapun statusnya, tidak akan tahu kapan hari, jam dan tanggal kematiannya. Karena kematian seseorang merupakan hak prerogatif Allah SWT yang tidak pernah diumumkan kepada manusia.

Ummi menghembuskan nafas terakhirnya saat perjalanan pulang ke Jakarta. Sehabis Ummi menghadiri wisuda anaknya di UGM, beliau menyempatkan diri untuk bersilahturahim ke rumah saudara di Solo dan Tegal. Sehingga tiba di Tol Kanci, kecelakaan menimpa mobil yang Ummi tumpangi. Selanjutnya Ummi dibawa ke RS Mitra Plumbon Cirebon, dengan ayat-ayat Al-Qur’an masih tetap dilantunkan Ummi. Namun karena luka yang Ummi derita cukup parah, Ummi pun mengucapkan syahadat terakhir dan menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit tersebut. Ummi meninggal dengan senyum tersungging di wajahnya.

Berikut adalah kesaksian Neno Warisma tentang Ummi. Bunda Yoyoh adalah cucuran air mata air yang bening. Berparas dan berpostur biasa, namun kekuatan hati beliau dan kemampuan manajerial serta keunggulan dalam akalnya, menjadikan Almarhumah pantas menjalani sebagian besar hidup sebagai pemimpin. Sukacitalah hati kedua orang tua beliau yang saleh, mendapati anak mereka kelak bercengkrama dengan Bunda Khadijah, Bunda Aisyah, dan sebagaimana yang Almarhum dambakan.

Petikan Kehidupan Ustadzah Yoyoh Yusroh:

Sosoknya memang sangat sederhana dan bersahaja, keberadaannya telah memberi nuansa baru di ruang rapat Komisi VIII DPR. dia merupakan salah satu dari ke-4 orang pimpinan Komisi VIII DPR yang membidangi masalah agama, sosial dan pemberdayaan perempuan. Menurutnya,keberadaannya DPR merupakan suatu amanah yang sangat berat. "kedudukan saya di DPR adalah merupakan amanah, prinsip kami di DPR bukan sekedar untuk kepentingan pribadi, namun keberadaan di DPR untuk berkontribusi melalui anggaran, legislasi aturan supervisi dan DPR juga kita jadikan suatu mimbar dakwah dan sebuah universitas untuk menimbah ilmu,"kata ibu dari 13 orang putra-putri ini.

Yoyoh Yusro merupakan perempuan yang sangat getol berorganisasi bahkan semenjak masih remaja, dirinya sudah aktif mengikuti organisasi seperti pelajar islam Indonesia, tahun 1980an, bahkan juga pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Menurut Yoyoh keaktifannya di sejumlah organisasi dan LSM dilakukan semata-mata untuk menegakkan amar ma'ruf nahi munkar. "hal yang terpenting untuk menegakkan amar ma’ruf ini adalah dengan memberikan contoh secara nyata serta melakukan pendekatan secara persuaif sehingga tidak menimbulkan rasa antipati dari orang lain," paparnya.

Disamping amar ma’ruf nahi munkar, mengenai money politikpun dirinya tidak bergeming. "waktu itu saya kunker ke Jabar guna meninjau proyek-proyek pemerintah yang terkait dengan Komisi VIII. mereka saat presentasi mengatakan kekurangan dana. tetapi pulangnya mereka mengajak makan di tempat yang sangat representatif. dan di bandara kita diberi amplop. Saya tanya ini untuk apa, Pak? dia bilang sebagai tanda cinta karena biu sudah meluangkan waktu menengok proyek kami. langsung saya jawab lo, katanya bapak kekurangan dana tetapi kok masih memberikan kepada kami. Kami ini sudah berkecukupan, pak. akhirnya setelah berdebat cukup lama. uang itu saya sumbangkan kembali ke lembaga mereka dan saya minta kwitansi agar tidak terjadi kesalahpahaman," kata Yoyoh.

Yoyoh mengatakan menjadi suatu suara yang minor memang sangat berat, namun menurutnya bagaimana cara kita mengkomunikasikan dengan teman-teman lainnya, bukankah kita ingin menjadikan DPR menjadi suatu lembaga yang bersih dan benar-benar pembela rakyat. "jadi menurut saya harus kita mulai dari masing-masing anggota bahwa kita tidak hanya dipantau oleh konstituen tapi juga oleh yang diatas sang pencipta dengan pemikiran seperti ini kita bisa menjadi lebih bertanggung jawab," tandasnya.

Perempuan yang memiliki 13 orang putra/putri ini, mengatakan mendidik anak itu harus dengan metode yang tepat karena masing-masing anak memiliki banyak keistimewaan masing-masing. Yoyoh menuturkan dirinya menggunakan metode komunikasi dialogis untuk mengembangkan dan menumbuhkan potensi dari masing-masing anak. "saya akan berusaha menjelaskan kesibukkan saya dengan bahasa-bahasa yang mudah dimengerti, jika mereka bertanya ngapain saja sih Ummi keluar rumah terus? saya jawab bahwa saya mengajak mereka berda wah, mengajak mereka solat, berbuat baik dan mengajak mereka supaya tidak berantem," katanya.

Permasalahan prinsip pendelegasian tugas kepada anak juga menjadi perhatian yang besar dari seorang Yoyoh Yusro. "anak pertama bertugas ke anak nomor 5, anak nomor 2 bertanggung jawab pada anak no.6, anak nomor 3 bertanggung jawab pada anak no.7 demikian seterusnya," kata Yoyoh.

Ketegasan juga menjadi prinsip utama kunci keberhasilan dalam mendidik anak. "kalau Ramadhan saya tegas katakan, TV off, saya lebih suka mereka naik sepeda sampai berkeringat daripada duduk diam didepan TV. saya mengikuti cara sahabat nabi dalam mendidik anaknya, jadi waktu ramadhan adalah waktu untuk berkonsentrasi kepada Al-qur an," tegas Yoyoh, disamping itu, Yoyoh juga menerapkan prinsip keterbukaan antara orangtua maupun anak-anak.

2.        Kemukakan alasan Anda memilih tokoh tersebut!

Saya memilih Yoyoh Yusroh karena ingin semakin meningkatkan pengetahuan dan kecintaan saya pada sosok beliau. Sosok yang dapat menjadi panutan. Perjuangannya sudah terlihat semenjak dia masih kecil, seperti yang telah saya tuliskan di ringkasan biografi di atas. Ummi aktif di organisasi kemahasiswaan, mencintai lingkungannya dengan mengajarkan mengaji dan menebarkan senyum sapa salam, totalitas di pekerjaanya terutama sebagai anggota dewan  yang otomatis mewakili masyarakat di semua kalangan. Hal yang terlebih penting, Ummi tetap menyayangi keluarganya, mendidik anaknya dan membagi waktu dengan ideal. Ketiga belas anaknya sudah akrab dan sebagian besar hafal Al-Qur’an. Anaknya pun tidak sembarangan di sekolahkan, ada yang berakhir di Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia dan Universitas Sarayevo di Bosnia. Ini sebagai tanda, beliau tetap mencintai keluarga selain mencintai pekerjaan dan dakwahnya. Setiap perkembangan dan periode hidupnya dapat diambil hikmahnya. Waktunya dihabiskan untuk hal-hal yang positif. Hal yang paling saya kagumi dari beliau adalah beliau muslimah, tapi tidak sama sekali merasa diberatkan dengan predikatnya itu. Muslimah yang dapat menjadi anggota dewan, bisa menjadi narasumber seminar di luar negeri, aktif di organisasi-organisasi dalam negeri dan luar negeri.

3.        Analisis biografi tokoh tersebut berdasarkan aspek-aspek perkembangan! (sesuai periode perkembangan yang Anda pilih)
Saya akan menganalisis biografi tokoh berdasarkan aspek-aspek perkembangan pada periode perkembangan dewasa awal, yaitu antara usia 20-40 tahun.

a.         Fisik
Perkembangan fisiknya telah mencapai tahap matang. Sehingga, ia mampu untuk mengerjakan tugas-tugas rutinnya sebagai istri, ibu dan juga anggota dwan. Ummi juga mampu menjaga kesehatan fisiknya dengan rutin mengkonsumsi jinten hitam dan olahraga lari pagi.

b.        Intelektual
Perkembangan intelektualnya pada periode dewasa awal juga sudah mencapai tahap matang. Ditambah lagi dengan pendidikan S2 yang telah beliau tamatkan. Dengan intelektualnya, beliau dapat maju sebagai narasumber seminar setingkat internasional. Ummi juga mendirikan beberapa organisasi yang masih bertahan sampai sekarang. Ummi menjadi seseorang yang selalu dimintai nasihat oleh orang disekelilingnya, karena kemampuannya dalam mencarikan solusi dari masalah dengan pendekatan yang sederhana, namun tepat sasaran.

c.         Sosial
Yoyoh dengan amat mudah memasuki setiap kalangan. Dari kalangan bawah seperti tetangga di rumahnya dahulu sampai kalangan atas, para anggota dewan DPR RI. Kemampuannya dalam bersosialisasi tak perlu diragukan lagi. Dapat dilihat dari jumlah orang yang melayat saat Ummi meninggal. Dapat pula kita lihat dari diterimanya ia dengan mudah di lingkungan DPR.

d.        Moral
Ummi lahir dari keluarga ustadz, yang artinya kemungkinan moralitasnya lebih terjaga dibanding keluarga lainnya. Ditambah dengan kesadaran dirinya sendiri untuk selalu memperbaiki diri, karena dia ingin menjadi orang yang menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar. Otomatis, beliau harus memiliki moral yang baik.

e.         Bahasa
Kemampuan bahasa yang Ummi miliki memang hanya bahasa Indonesia. Dia hanya sedikit mampu untuk berbahasa Inggris dan Arab. Namun beliau dapat mengatasi kekurangannya itu dengan mengajak salah satu menantunya yang fasih berbahas Arab saat berkunjung ke negara-negara Timur Tengah.

f.          Emosi dan Perasaan
Perkembangan emosi dan perasaannya dapat dikatakan normal. Karena beliau selalu mengedepankan kebiasaan-kebiasaan Islami yang selalu dapat menjaga perasaanya. Dia selalu berhusnudzhon, tidak suka berburuk sangka. Pengalaman hidupnya yang sudah panjang membuatnya lebih legowo atau lapang dada dalam menyikapi permasalahan hidup.

g.         Minat
Minatnya pada mengajar terlihat besar, terutama pada saat usia SMP-nya. Beliau menamatkan sekolah setingkat SMA di PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri). Namun, terjadi sedikit penyimpangan saat dia memasuki dunia perkuliahan. Di dunia perkuliahan ini terlihat minat dia ke arah politik. Karena sikapnya yang selalu ingin berjuang, berjuang untuk melawan kedzoliman.

h.        Motivasi
Motivasi terbesarnya adalah ridho Allah SWT. Seperti yang sering dia katakan, bahwa Ummi melakukan semuanya semata-mata untuk amar ma’ruf nahi munkar. Motivasi eksternal lahir dari orang tuanya yang memang seorang ustadz atau ahli agama di kampungnya dan menginginkan anaknya melanjutkan profesinya tersebut.

i.           Sikap
Proses pembentukkan sikap yang Ummi alami adalah pembentukan secara bertahap. Beliau selalu belajar dari pengalaman dan cerita-cerita pendahulu, agar beliau tidak mengulang kesalahan atau kekeliruan yang sama. Sikapnya selalu hormat, terutama pada orang yang lebih tua, dan sangat sayang pada yang lebih muda. Ucapannya selalu lemah lembut diiringi dengan kebijakan dan intelektual yang dia miliki.

j.          Kepribadian
Kepribadian yang Ummi miliki sehat. Dia mandiri dalam berbagai hal. Tidak bergantung pada orang lain dan selalu memaksimalkan diri dalam berbuat. Menurut saya tipe kepribadian beliau adalah plegmatis. Karena beliau memiliki kemampuan memimpin yang baik, berjiwa tenang dan tidak suka dengan kerusuhan, selalu ingin mendamaikan masalah dan teguh pendirian.

k.        Bakat dan Kreativitas
Bakat dan kreativitasnya kurang terlalu terlihat bila dikaitkan dengan seni. Bakat beliau lebih ke arah politik dan perjuangan. Beliau memiliki banyak cara saat berdakwah, mungkin inilah salah satu kreativitasnya.


4.        Analisis hal-hal (apa dan siapa) yang menunjang tokoh tersebut menjadi sukses!

Orang tua, suami dan anak-anaknyalah yang menunjang keberhasilannya. Orang tua yang pertama kali mengenalkannya dengan Islam dan menuntut ilmu. Sewaktu kecil, pagi sampai siang bersekolah di SD Negeri Jurumudi II kemudian sore harinya Ummi belajar agama di Madrasah al-Islahuddiniyah. sIbarat kata, pagi sampai dengan siang mengejar ilmu dunia dan siang sampai dengan sore mengejar ilmu akhirat. Saat mulai berumah tangga, Ummi mendapat dukungan penuh dari suaminya untuk tetap melanjutkan kuliahnya dengan seabrek organisasinya. Syarat yang suaminya kasih adalah agar Ummi mampu menyeimbangkan dengan kehdupannya di kampus dengan di rumah. Ketika Ummi mulai memiliki anak, dan anak-anaknya mulai dewasa, mereka bukannya malah melarang Ummi untuk tetap eksis, anak-anaknya tersebut malah mengikuti jejak Ummi.

DAFTAR PUSTAKA
GIP, Tim. 2011. Yoyoh Yusroh, Mutiara yang Telah Tiada. Jakarta: Gema Insani
Sri Widodo, S.Kom (2011). “Profil Alm Ustazah Yoyoh Yusroh”. [ON LINE]    Tersedia: http://www.pks-sukoharjo.org/index.php?option=com_content&view=article&id=70:art-profil-yoyoh-yusroh&catid=29:cat-tokoh-nasional&Itemid=85 . Diakses 2 Juni 2012. 09.35.
Yunda Hamasah (2011). “In Memoriam Ustazah Yoyoh Yusroh”. [ON LINE} Tersedia: http://yundahamasah.blogspot.com/2011/05/in-memorian-ustadzah-yoyoh-yusroh.html . Diakses 3 Juni 2012. 21.00.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar